Jakarta (MCH). Keluarga jemaah haji di tanah air mengeluhkan pelayanan transportasi bagi jemaaah untuk pulang-pergi ke Masjidil Haram. Pasalnya bus-bus yang disediakan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) di Arab Saudi dianggap masih kurang memadai. "Bagaimana ini pelayanan Depag, katanya menyediakan bus yang cukup bagi jemaah. Tapi nyatanya banyak yang pulang pergi naik taxi,” cetus Jon Sayuti salah seorang keluarga jemaah kepada wartawan melalui telepon, Senin (16/11) di Jakarta. Jon mengungkapkan, dirinya baru saja menerima laporan bahwa orang tua istri (mertua); Soumenah Weil (60) yang menunaikan ibadah haji tahun ini meninggal di Makkah, hari Ahad kemarin. "Saya diberitahu famili, mertua saya wafat karena keletihan,” ujarnya. Menurut laporan famili di Makkah, kata Jon, keletihan itu disebabkan karena almarhum banyak berjalan dari pemondokan ke Masjid Haram. Almarhum berangkat bersama famili sekampung dari Ambon, Maluku, dan bertolak ke Arab Saudi 1 Nopember lalu dari embarkasi Makassar, imbuh Jon Sayuti. (ks) Menurut Jon, meskipun ibadah haji diwajibkan bagi yang mampu, namun tiidak semua jemaah Indonesia dari kalangan ‘berada’. "Tidak semua yang berhaji itu orang kaya, mampu di Makkah kesana-kemari naik taxi,” cetusnya. (H. Kadar Santoso)
Jakarta (MCH). Pihak berwenang Saudi telah menyelesaikan pembangunan lima lantai jembatan Jamarat di Mina yang memungkinkan jemaah menggunaan fasilitas berteknologi tinggi tahun ini. Proyek yang menelan SR4,5 milyar ini bertujuan memastikan kelancaran arus ribuan jemaah haji. Banyak kasus jemaah wafat karena berdesakan dalam melempar.
"Kita tetap tidak akan mengizinkan jemaah duduk-duduk di sepanjang jalan menuju Jamrat," kata Mayjen Saad Al-Khelaiwi, asisten komandan Pasukan Keamanan Haji. "Kami juga akan memantau dan mengendalikan aliran jemaah saat melempar," katanya menambahkan. Menurut Saad, betatapun jembatan Jamarat tidak akan mampu menampung lebih dari 300.000 jemaah per jam. "Jadi, kami telah menunjuk 19 komandan di sepanjang jalan untuk menghentikan jemaah ketika jumlah melebihi 300.000," katanya seperti dikutip harian Arab News edisi Selasa, 17 November hari ini. Saad menyampaikan paparan ini pada konferensi pers di Mina. Menurut Saad Al-Khelaiwi, jemaah tidak diizinkan membawa tas besar saat akan melakukan pelemparan. Menurut Saad, lebih 12.000 orang aparat akan mengambil bagian dalam operasi pengamanan ini. Mayor Muhammad Al-Shahri, Komandan Komando Pusat Kontrol Haji mengatakan bahwa pihaknya memiliki kemampuan memantau semua wilayah operasi. "Kami telah menginstal lebih dari 1.850 kamera di bagian yang berbeda dari tempat-tempat suci dan Masjidil Haram," katanya. Mayjen Khidir Al-Zahrani, asisten komandan untuk Urusan Keamanan, mengatakan pasukannya akan berfokus pada mencegah kejahatan. "Kami telah menetapkan sekitar 30 pos polisi di tempat-tempat suci untuk menerima keluhan jemaah haji," katanya dalam jumpa per situ pula. Jamarat dirancang untuk menampung lima juta jemaah haji dengan dilengkapi 10 pintu masuk dan 12 keluar yang didistribusikan* melalui empat tingkat yang datang dari arah yang berbeda. Ada beberapa proyek jamarat yang tertunda: pembangunan empat menara helipad dan delapan eskalator yang baru akan siap tahun depan. (Musthafa Helmy)
Jakarta (MCH). Setelah selesainya pembangunan jamarat Mina dan mas’a (tempat sai), pemerintah Kerajaan Arab Saudi mulai melirik fasilitas Mina dan mengembangkannya untuk bisa memberi keleluasaan bagi jemaah haji yang setiap tahunnya selalu meningkat jumlahnya. Demikian seperti diberitakan harian Arab News edisi Selasa, 17 November hari ini.
Proyek pengembangan Arafat ini diperkirakan akan menelan biaya SR500 juta, atau sekitar Rp 1,5 Trilyun. Tahap pertama proyek dimulai awal tahun ini dan akan memakan biaya sekitar SR170 juta yang terdiri dari pembangunan kembali jalan, pelayanan utilitas, lokasi tenda, perataan bukit, dan jaringan pembuangan limbah hujan dan pengendalian banjir.
Setelah selesai, maka jemaah akan mudah keluar dan masuk Arafah. Layanan jalan dan akan keluar darurat diberi tanda dengan jelas. Perataan bukit-bukit kecil akan mampu menambah kapasitas wukuf 100.000 jemaah haji. Akan dibangun pula lebih 200 toilet dan pelebaran jalan utama sepanjang 700 meter dan lebar 30 meter. (Musthafa Helmy)
Jakarta (MCH). Jemaah haji hari-hari ini masih berharap agar hari wukuf nanti jatuh hari Jumat. Sebab, jika wukuf jatuh pada hari Jumat, maka ada dua hari mulia bertemu yang populer disebut haji akbar. Saat seperti itu pula yang bertepatan dengan haji Rasulullah tahun 10 Hijriyah. Atthabari dalam, Al-Qira Liqashidi Ummil Qura mengutip hadis Rasulullah yang menyatakan pahala wukuf hari Jumat dilipatgandakan 70 kali.
Untuk jemaah yang kini sudah tinggal di Mekah tinggal melihat aktifitas di Masjidil Haram hari Rabo, 18 November besok sekitar pukul 08.00 pagi. Jika besok ada aktifitas pencucian Kakbah maka besok menandakan awal bulan Zulhijjah. Dengan demikian hari wukuf akan jatuh hari Kamis. Artinya, hari ini terlihat hilal di wilayah Arab Saudi. Jika besok tak ada aktifitas pencucian Kakbah, maka awal bulan Zulhijjah akan dimulai hari Kamis, 19 Zulhijjah, dan tak terlihat huilal hai ini. Dengan demikian hari wukuf akan jatuh hari Jumat, hari yang sangat ditunggu umat Islam yang tengah berhaji.
Secara asronomi (hisab) memang sangat mungkin awal Zulhijjah akan jatuh hari Kamis. Konjungsi (ijtimak) terjadi hari Selasa, 29 Zulkaidah yang bertepatan dengan tanggal 17 November hari ini pada pukul 02.14 WIB. Karena kita (apalagi Arab Saudi) juga mengandalkan rukyat, maka bisa saja perhitungan hisab meleset karena hilal tak terlihat, terutama karena cuaca di Indonesia yang buruk dan hujan terus. Namun, apakah di Arab Saudi akan terjadi hal yang sama.
Menurut kalender Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama RI, hilal akan bisa dilihat sehingga awal Zulhijjah akan jatuh pada keesokan harinya, yaitu hari Rabo, 18 November. Arab Saudi masih dalam satu gugus peredaran matahari dengan Indonesia. Menurut kalender Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tahun 2009, ketinggian hilal hari ini akan mencapai 5 derajat lebih yang sangat mungkin dilihat dengan mata telanjang (rukyat). Tentu, untuk wilayah Arab Saudi posisi hilal akan jauh lebih tinggi sehingga kemungkinan bisa rukyat sangat besar. Apalagi cuaca di Mekah sangat bagus.
Kita tunggu saja. Jika hari wukuf tak jatuh hari Jumat, maka masih ada kesempatan menikmati hari bagus lainnya. Sebab, kita bisa melontar dan mabit di Mina pada hari Jumat juga. Jika sempat kita bisa juga melaksanakan salat Idul Adha pada hari Jumat di Masjidil Haram. (Musthafa Helmy)
Jakarta (MCH). Diperkirakan hari Rabo, 18 November besok akan menjadi awal bulan Zulhijah 1430 Hijriyah. Sebab, berdasarkan hisab (astronomi), ijtimak (konjungsi) terjadi pada hari Selasa, 29 Zulkaidah yang bertepatan dengan tanggal 17 November hari ini pada pukul 02.14 WIB.
Menurut kalender Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama RI, hilal akan bisa dilihat sehingga awal Zulhijjah akan jatuh pada keesokan harinya, yaitu hari Rabo, 18 November. Menurut kalender Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tahun 2009, ketinggian hilal hari ini akan mencapai 5 derajat lebih yang sangat mungkin dilihat dengan mata telanjang (rukyat). (Musthafa Helmy)